
Mendengarkan adalah keterampilan fundamental dalam komunikasi, tetapi tidak semua cara mendengarkan diciptakan sama. Dua pendekatan yang sering dibahas, terutama dalam konteks profesional, adalah active listening (mendengarkan aktif) dan adaptive listening (mendengarkan adaptif). Meskipun keduanya bertujuan untuk meningkatkan pemahaman, mereka memiliki perbedaan mendasar dalam tujuan, fokus, dan penerapannya. Mendengarkan aktif adalah fondasi yang berorientasi pada empati, sementara mendengarkan adaptif adalah evolusi yang berorientasi pada hasil dan disesuaikan dengan konteks yang spesifik.
Mendengarkan aktif adalah praktik yang telah lama diakui dalam psikologi dan komunikasi interpersonal. Intinya adalah memberikan perhatian penuh kepada pembicara dengan tujuan utama untuk memahami pesan dan emosi mereka. Seorang pendengar aktif akan menahan diri dari menghakimi, menggunakan bahasa tubuh yang positif, memparafrasekan apa yang didengarnya, dan mengajukan pertanyaan terbuka untuk memperdalam pemahaman. Tujuan dari pendekatan ini adalah untuk membangun kepercayaan dan menciptakan lingkungan yang aman bagi pembicara untuk mengekspresikan diri sepenuhnya. Ini ideal untuk situasi yang memerlukan dukungan emosional, seperti percakapan pribadi atau sesi konseling, di mana respons yang berfokus pada solusi seringkali tidak diinginkan atau tidak diperlukan.
Namun, di lingkungan kerja yang dinamis, pendekatan yang hanya berfokus pada empati terkadang tidak cukup. Inilah yang menjadi dasar bagi konsep adaptive listening yang dikembangkan oleh Nancy Duarte. Mendengarkan adaptif mengakui bahwa ada saat-saat di mana pembicara membutuhkan lebih dari sekadar didengarkan; mereka mungkin membutuhkan solusi, kritik, atau evaluasi. Oleh karena itu, mendengarkan adaptif mengajarkan pendengar untuk menyesuaikan gaya mendengarnya berdasarkan tujuan spesifik pembicara. Model ini memperkenalkan empat gaya mendengarkan (S.A.I.D.): Mendukung, Mendorong, Menyerap, dan Membedakan, masing-masing memiliki tujuan unik yang selaras dengan kebutuhan lawan bicara.
Perbedaan kunci terletak pada tujuannya. Active listening bertujuan untuk memvalidasi dan memahami, sementara adaptive listening bertujuan untuk bertindak dan memberikan respons yang paling bermanfaat sesuai dengan situasi. Sebagai contoh, dalam percakapan yang membutuhkan evaluasi proyek, seorang pendengar adaptif akan beralih ke gaya Membedakan untuk membantu pembicara mengidentifikasi masalah, sebuah tindakan yang mungkin dihindari oleh pendengar aktif agar tidak terlihat menghakimi. Ini menunjukkan bahwa mendengarkan adaptif tidak hanya pasif menerima, tetapi secara aktif memilih pendekatan yang tepat untuk mendorong kemajuan, baik itu dalam hal emosional atau praktis.
Pada akhirnya, kedua pendekatan ini memiliki peran penting. Mendengarkan aktif adalah fondasi universal untuk komunikasi yang efektif, mengajarkan kita empati dan perhatian yang diperlukan untuk membangun hubungan yang sehat. Di sisi lain, mendengarkan adaptif mengambil prinsip-prinsip ini dan menerapkannya dalam konteks yang lebih kompleks, seperti tempat kerja, di mana respons yang disesuaikan dapat secara signifikan meningkatkan produktivitas dan kolaborasi. Menguasai kedua keterampilan ini memungkinkan seseorang untuk menjadi komunikator yang lebih holistik dan responsif, mampu terhubung dengan orang lain pada tingkat emosional dan membantu mereka mencapai tujuan praktis.