
Perencanaan skenario (scenario planning) adalah pendekatan yang penting dan praktis untuk menghadapi masa depan yang penuh ketidakpastian. Berbeda dengan peramalan (forecasting) yang mencoba memprediksi satu hasil yang paling mungkin, atau visi yang menetapkan satu tujuan yang diinginkan, perencanaan skenario bertujuan untuk mengidentifikasi dan mempersiapkan diri menghadapi beberapa kemungkinan masa depan yang berbeda. Metode ini mengajak kita untuk berpikir secara mendalam tentang faktor-faktor pendorong utama yang dapat membentuk masa depan, terutama yang tidak pasti, sehingga kita tidak hanya reaktif, melainkan proaktif.
Proses ini biasanya dimulai dengan menetapkan isu utama atau "focal concern" yang menjadi perhatian, seperti isu keberlanjutan Sungai Kapuas. Setelah itu, kita mengidentifikasi berbagai kekuatan pendorong (driving forces) yang dapat memengaruhi isu tersebut, mulai dari aspek sosial, teknologi, ekonomi, lingkungan, hingga politik (STEEP). Dengan menganalisis hubungan dan ketidakpastian dari kekuatan-kekuatan pendorong ini, kita dapat memilih dua pendorong utama yang paling penting dan tidak pasti untuk dijadikan sumbu matriks skenario.
Pada akhirnya, matriks ini akan menghasilkan beberapa skenario yang dapat dikembangkan menjadi narasi terperinci, yang menjelaskan apa yang mungkin terjadi, bagaimana hal itu bisa terjadi, dan mengapa. Narasi ini membantu peserta untuk memahami secara intuitif konsekuensi dari setiap kemungkinan masa depan. Tujuan utamanya bukan untuk memilih skenario mana yang akan terjadi, melainkan untuk memperluas pemikiran strategis dan mempersiapkan rencana aksi yang kuat, yang tetap relevan dan efektif di tengah berbagai kemungkinan masa depan.