< Amsal 3

Listen to this chapter • 3 min
[1] Hai anakku, janganlah engkau melupakan ajaranku, dan biarlah hatimu memelihara perintahku,
[2] karena panjang umur dan lanjut usia serta sejahtera akan ditambahkannya kepadamu.
[3] Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu,
[4] maka engkau akan mendapat kasih dan penghargaan dalam pandangan Allah serta manusia.
[5] Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.
[6] Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.
[7] Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak, takutlah akan TUHAN dan jauhilah kejahatan;
[8] itulah yang akan menyembuhkan tubuhmu dan menyegarkan tulang-tulangmu.
[9] Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu,
[10] maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah-limpah, dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya.
[11] Hai anakku, janganlah engkau menolak didikan TUHAN, dan janganlah engkau bosan akan peringatan-Nya.
[12] Karena TUHAN memberi ajaran kepada yang dikasihi-Nya, seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi.
[13] Berbahagialah orang yang mendapat hikmat, orang yang memperoleh kepandaian,
[14] karena keuntungannya melebihi keuntungan perak, dan hasilnya melebihi emas.
[15] Ia lebih berharga dari pada permata; apapun yang kauinginkan, tidak dapat menyamainya.
[16] Umur panjang ada di tangan kanannya, di tangan kirinya kekayaan dan kehormatan.
[17] Jalannya adalah jalan penuh bahagia, segala jalannya sejahtera semata-mata.
[18] Ia menjadi pohon kehidupan bagi orang yang memegangnya, siapa yang berpegang padanya akan disebut berbahagia.
[19] Dengan hikmat TUHAN telah meletakkan dasar bumi, dengan pengertian ditetapkan-Nya langit,
[20] dengan pengetahuan-Nya air samudera raya berpencaran dan awan menitikkan embun.
[21] Hai anakku, janganlah pertimbangan dan kebijaksanaan itu menjauh dari matamu, peliharalah itu,
[22] maka itu akan menjadi kehidupan bagi jiwamu, dan perhiasan bagi lehermu.
[23] Maka engkau akan berjalan di jalanmu dengan aman, dan kakimu tidak akan terantuk.
[24] Jikalau engkau berbaring, engkau tidak akan terkejut, tetapi engkau akan berbaring dan tidur nyenyak.
[25] Janganlah takut kepada kekejutan yang tiba-tiba, atau kepada kebinasaan orang fasik, bila itu datang.
[26] Karena Tuhanlah yang akan menjadi sandaranmu, dan akan menghindarkan kakimu dari jerat.
[27] Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya.
[28] Janganlah engkau berkata kepada sesamamu: "Pergilah dan kembalilah, besok akan kuberi," sedangkan yang diminta ada padamu.
[29] Janganlah merencanakan kejahatan terhadap sesamamu, sedangkan tanpa curiga ia tinggal bersama-sama dengan engkau.
[30] Janganlah bertengkar tidak semena-mena dengan seseorang, jikalau ia tidak berbuat jahat kepadamu.
[31] Janganlah iri hati kepada orang yang melakukan kelaliman, dan janganlah memilih satupun dari jalannya,
[32] karena orang yang sesat adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi dengan orang jujur Ia bergaul erat.
[33] Kutuk TUHAN ada di dalam rumah orang fasik, tetapi tempat kediaman orang benar diberkati-Nya.
[34] Apabila Ia menghadapi pencemooh, maka Iapun mencemooh, tetapi orang yang rendah hati dikasihani-Nya.
[35] Orang yang bijak akan mewarisi kehormatan, tetapi orang yang bebal akan menerima cemooh.