< Amsal 31

Listen to this chapter • 2 min
[1] Inilah perkataan Lemuel, raja Masa, yang diajarkan ibunya kepadanya.
[2] Apa yang akan kukatakan, anakku, anak kandungku, anak nazarku?
[3] Jangan berikan kekuatanmu kepada perempuan, dan jalanmu kepada perempuan-perempuan yang membinasakan raja-raja.
[4] Tidaklah pantas bagi raja, hai Lemuel, tidaklah pantas bagi raja meminum anggur, ataupun bagi para pembesar mengingini minuman keras,
[5] jangan sampai karena minum ia melupakan apa yang telah ditetapkan, dan membengkokkan hak orang-orang yang tertindas.
[6] Berikanlah minuman keras itu kepada orang yang akan binasa, dan anggur itu kepada yang susah hati.
[7] Biarlah ia minum dan melupakan kemiskinannya, dan tidak lagi mengingat kesusahannya.
[8] Bukalah mulutmu untuk orang yang bisu, untuk hak semua orang yang merana.
[9] Bukalah mulutmu, ambillah keputusan secara adil dan berikanlah kepada yang tertindas dan yang miskin hak mereka.
[10] Isteri yang cakap siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga dari pada permata.
[11] Hati suaminya percaya kepadanya, suaminya tidak akan kekurangan keuntungan.
[12] Ia berbuat baik kepada suaminya dan tidak berbuat jahat sepanjang umurnya.
[13] Ia mencari bulu domba dan rami, dan senang bekerja dengan tangannya.
[14] Ia serupa kapal-kapal saudagar, dari jauh ia mendatangkan makanannya.
[15] Ia bangun kalau masih malam, lalu menyediakan makanan untuk seisi rumahnya, dan membagi-bagikan tugas kepada pelayan-pelayannya perempuan.
[16] Ia membeli sebuah ladang yang diingininya, dan dari hasil tangannya kebun anggur ditanaminya.
[17] Ia mengikat pinggangnya dengan kekuatan, ia menguatkan lengannya.
[18] Ia tahu bahwa pendapatannya menguntungkan, pada malam hari pelitanya tidak padam.
[19] Tangannya ditaruhnya pada jentera, jari-jarinya memegang pemintal.
[20] Ia memberikan tangannya kepada yang tertindas, mengulurkan tangannya kepada yang miskin.
[21] Ia tidak takut kepada salju untuk seisi rumahnya, karena seluruh isi rumahnya berpakaian rangkap.
[22] Ia membuat bagi dirinya permadani, lenan halus dan kain ungu pakaiannya.
[23] Suaminya dikenal di pintu gerbang, kalau ia duduk bersama-sama para tua-tua negeri.
[24] Ia membuat pakaian dari lenan, dan menjualnya, ia menyerahkan ikat pinggang kepada pedagang.
[25] Pakaiannya adalah kekuatan dan kemuliaan, ia tertawa tentang hari depan.
[26] Ia membuka mulutnya dengan hikmat, pengajaran yang lemah lembut ada di lidahnya.
[27] Ia mengawasi segala perbuatan rumah tangganya, makanan kemalasan tidak dimakannya.
[28] Anak-anaknya bangun, dan menyebutnya berbahagia, pula suaminya memuji dia:
[29] Banyak wanita telah berbuat baik, tetapi kau melebihi mereka semua.
[30] Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia, tetapi isteri yang takut akan TUHAN dipuji-puji.
[31] Berilah kepadanya bagian dari hasil tangannya, biarlah perbuatannya memuji dia di pintu-pintu gerbang!