< Amsal 29

Listen to this chapter • 2 min
[1] Siapa bersitegang leher, walaupun telah mendapat teguran, akan sekonyong-konyong diremukkan tanpa dapat dipulihkan lagi.
[2] Jika orang benar bertambah, bersukacitalah rakyat, tetapi jika orang fasik memerintah, berkeluhkesahlah rakyat.
[3] Orang yang mencintai hikmat menggembirakan ayahnya, tetapi siapa yang bergaul dengan pelacur memboroskan harta.
[4] Dengan keadilan seorang raja menegakkan negerinya, tetapi orang yang memungut banyak pajak meruntuhkannya.
[5] Orang yang menjilat sesamanya membentangkan jerat di depan kakinya.
[6] Orang yang jahat terjerat oleh pelanggarannya, tetapi orang benar akan bersorak dan bersukacita.
[7] Orang benar mengetahui hak orang lemah, tetapi orang fasik tidak mengertinya.
[8] Pencemooh mengacaukan kota, tetapi orang bijak meredakan amarah.
[9] Jika orang bijak beperkara dengan orang bodoh, orang bodoh ini mengamuk dan tertawa, sehingga tak ada ketenangan.
[10] Orang yang haus akan darah membenci orang saleh, tetapi orang yang jujur mencari keselamatannya.
[11] Orang bebal melampiaskan seluruh amarahnya, tetapi orang bijak akhirnya meredakannya.
[12] Kalau pemerintah memperhatikan kebohongan, semua pegawainya menjadi fasik.
[13] Si miskin dan si penindas bertemu, dan TUHAN membuat mata kedua orang itu bersinar.
[14] Raja yang menghakimi orang lemah dengan adil, takhtanya tetap kokoh untuk selama-lamanya.
[15] Tongkat dan teguran mendatangkan hikmat, tetapi anak yang dibiarkan mempermalukan ibunya.
[16] Jika orang fasik bertambah, bertambahlah pula pelanggaran, tetapi orang benar akan melihat keruntuhan mereka.
[17] Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu.
[18] Bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat. Berbahagialah orang yang berpegang pada hukum.
[19] Dengan kata-kata saja seorang hamba tidak dapat diajari, sebab walaupun ia mengerti, namun ia tidak mengindahkannya.
[20] Kaulihat orang yang cepat dengan kata-katanya; harapan lebih banyak bagi orang bebal dari pada bagi orang itu.
[21] Siapa memanjakan hambanya sejak muda, akhirnya menjadikan dia keras kepala.
[22] Si pemarah menimbulkan pertengkaran, dan orang yang lekas gusar, banyak pelanggarannya.
[23] Keangkuhan merendahkan orang, tetapi orang yang rendah hati, menerima pujian.
[24] Siapa menerima bagian dari pencuri, membenci dirinya. Didengarnya kutuk, tetapi tidak diberitahukannya.
[25] Takut kepada orang mendatangkan jerat, tetapi siapa percaya kepada TUHAN, dilindungi.
[26] Banyak orang mencari muka pada pemerintah, tetapi dari TUHAN orang menerima keadilan.
[27] Orang bodoh adalah kekejian bagi orang benar, orang yang jujur jalannya adalah kekejian bagi orang fasik.