Home
Explore
Religious
Music
News
Podcasts
Bible
By Genre
By Location
By Language
Download app
Log in
Sign up
< Amsal
25
Listen to this chapter • 2 min
[1]
Juga ini adalah amsal-amsal Salomo yang dikumpulkan pegawai-pegawai Hizkia, raja Yehuda.
[2]
Kemuliaan Allah ialah merahasiakan sesuatu, tetapi kemuliaan raja-raja ialah menyelidiki sesuatu.
[3]
Seperti tingginya langit dan dalamnya bumi, demikianlah hati raja-raja tidak terduga.
[4]
Sisihkanlah sanga dari perak, maka keluarlah benda yang indah bagi pandai emas.
[5]
Sisihkanlah orang fasik dari hadapan raja, maka kokohlah takhtanya oleh kebenaran.
[6]
Jangan berlagak di hadapan raja, atau berdiri di tempat para pembesar.
[7]
Karena lebih baik orang berkata kepadamu: "Naiklah ke mari," dari pada engkau direndahkan di hadapan orang mulia. Apa matamu lihat,
[8]
jangan terburu-buru kaubuat perkara pengadilan. Karena pada akhirnya apa yang engkau dapat lakukan, kalau sesamamu telah mempermalukan engkau?
[9]
Belalah perkaramu terhadap sesamamu itu, tetapi jangan buka rahasia orang lain,
[10]
supaya jangan orang yang mendengar engkau akan mencemoohkan engkau, dan umpat terhadap engkau akan tidak hilang.
[11]
Perkataan yang diucapkan tepat pada waktunya adalah seperti buah apel emas di pinggan perak.
[12]
Teguran orang yang bijak adalah seperti cincin emas dan hiasan kencana untuk telinga yang mendengar.
[13]
Seperti sejuk salju di musim panen, demikianlah pesuruh yang setia bagi orang-orang yang menyuruhnya. Ia menyegarkan hati tuan-tuannya.
[14]
Awan dan angin tanpa hujan, demikianlah orang yang menyombongkan diri dengan hadiah yang tidak pernah diberikannya.
[15]
Dengan kesabaran seorang penguasa dapat diyakinkan dan lidah lembut mematahkan tulang.
[16]
Kalau engkau mendapat madu, makanlah secukupnya, jangan sampai engkau terlalu kenyang dengan itu, lalu memuntahkannya.
[17]
Janganlah kerap kali datang ke rumah sesamamu, supaya jangan ia bosan, lalu membencimu.
[18]
Orang yang bersaksi dusta terhadap sesamanya adalah seperti gada, atau pedang, atau panah yang tajam.
[19]
Kepercayaan kepada pengkhianat di masa kesesakan adalah seperti gigi yang rapuh dan kaki yang goyah.
[20]
Orang yang menyanyikan nyanyian untuk hati yang sedih adalah seperti orang yang menanggalkan baju di musim dingin, dan seperti cuka pada luka.
[21]
Jikalau seterumu lapar, berilah dia makan roti, dan jikalau ia dahaga, berilah dia minum air.
[22]
Karena engkau akan menimbun bara api di atas kepalanya, dan TUHAN akan membalas itu kepadamu.
[23]
Angin utara membawa hujan, bicara secara rahasia muka marah.
[24]
Lebih baik tinggal pada sudut sotoh rumah dari pada diam serumah dengan perempuan yang suka bertengkar.
[25]
Seperti air sejuk bagi jiwa yang dahaga, demikianlah kabar baik dari negeri yang jauh.
[26]
Seperti mata air yang keruh dan sumber yang kotor, demikianlah orang benar yang kuatir di hadapan orang fasik.
[27]
Tidaklah baik makan banyak madu; sebab itu biarlah jarang kata-kata pujianmu.
[28]
Orang yang tak dapat mengendalikan diri adalah seperti kota yang roboh temboknya.
< Chapter 24
Chapter 26 >