< Amsal 25

Listen to this chapter • 2 min
[1] Juga ini adalah amsal-amsal Salomo yang dikumpulkan pegawai-pegawai Hizkia, raja Yehuda.
[2] Kemuliaan Allah ialah merahasiakan sesuatu, tetapi kemuliaan raja-raja ialah menyelidiki sesuatu.
[3] Seperti tingginya langit dan dalamnya bumi, demikianlah hati raja-raja tidak terduga.
[4] Sisihkanlah sanga dari perak, maka keluarlah benda yang indah bagi pandai emas.
[5] Sisihkanlah orang fasik dari hadapan raja, maka kokohlah takhtanya oleh kebenaran.
[6] Jangan berlagak di hadapan raja, atau berdiri di tempat para pembesar.
[7] Karena lebih baik orang berkata kepadamu: "Naiklah ke mari," dari pada engkau direndahkan di hadapan orang mulia. Apa matamu lihat,
[8] jangan terburu-buru kaubuat perkara pengadilan. Karena pada akhirnya apa yang engkau dapat lakukan, kalau sesamamu telah mempermalukan engkau?
[9] Belalah perkaramu terhadap sesamamu itu, tetapi jangan buka rahasia orang lain,
[10] supaya jangan orang yang mendengar engkau akan mencemoohkan engkau, dan umpat terhadap engkau akan tidak hilang.
[11] Perkataan yang diucapkan tepat pada waktunya adalah seperti buah apel emas di pinggan perak.
[12] Teguran orang yang bijak adalah seperti cincin emas dan hiasan kencana untuk telinga yang mendengar.
[13] Seperti sejuk salju di musim panen, demikianlah pesuruh yang setia bagi orang-orang yang menyuruhnya. Ia menyegarkan hati tuan-tuannya.
[14] Awan dan angin tanpa hujan, demikianlah orang yang menyombongkan diri dengan hadiah yang tidak pernah diberikannya.
[15] Dengan kesabaran seorang penguasa dapat diyakinkan dan lidah lembut mematahkan tulang.
[16] Kalau engkau mendapat madu, makanlah secukupnya, jangan sampai engkau terlalu kenyang dengan itu, lalu memuntahkannya.
[17] Janganlah kerap kali datang ke rumah sesamamu, supaya jangan ia bosan, lalu membencimu.
[18] Orang yang bersaksi dusta terhadap sesamanya adalah seperti gada, atau pedang, atau panah yang tajam.
[19] Kepercayaan kepada pengkhianat di masa kesesakan adalah seperti gigi yang rapuh dan kaki yang goyah.
[20] Orang yang menyanyikan nyanyian untuk hati yang sedih adalah seperti orang yang menanggalkan baju di musim dingin, dan seperti cuka pada luka.
[21] Jikalau seterumu lapar, berilah dia makan roti, dan jikalau ia dahaga, berilah dia minum air.
[22] Karena engkau akan menimbun bara api di atas kepalanya, dan TUHAN akan membalas itu kepadamu.
[23] Angin utara membawa hujan, bicara secara rahasia muka marah.
[24] Lebih baik tinggal pada sudut sotoh rumah dari pada diam serumah dengan perempuan yang suka bertengkar.
[25] Seperti air sejuk bagi jiwa yang dahaga, demikianlah kabar baik dari negeri yang jauh.
[26] Seperti mata air yang keruh dan sumber yang kotor, demikianlah orang benar yang kuatir di hadapan orang fasik.
[27] Tidaklah baik makan banyak madu; sebab itu biarlah jarang kata-kata pujianmu.
[28] Orang yang tak dapat mengendalikan diri adalah seperti kota yang roboh temboknya.