< Amsal 24

Listen to this chapter • 3 min
[1] Jangan iri kepada orang jahat, jangan ingin bergaul dengan mereka.
[2] Karena hati mereka memikirkan penindasan dan bibir mereka membicarakan bencana.
[3] Dengan hikmat rumah didirikan, dengan kepandaian itu ditegakkan,
[4] dan dengan pengertian kamar-kamar diisi dengan bermacam-macam harta benda yang berharga dan menarik.
[5] Orang yang bijak lebih berwibawa dari pada orang kuat, juga orang yang berpengetahuan dari pada orang yang tegap kuat.
[6] Karena hanya dengan perencanaan engkau dapat berperang, dan kemenangan tergantung pada penasihat yang banyak.
[7] Hikmat terlalu tinggi bagi orang bodoh; ia tidak membuka mulutnya di pintu gerbang.
[8] Siapa selalu merencanakan kejahatan akan disebut penipu.
[9] Memikirkan kebodohan mendatangkan dosa, dan si pencemooh adalah kekejian bagi manusia.
[10] Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu.
[11] Bebaskan mereka yang diangkut untuk dibunuh, selamatkan orang yang terhuyung-huyung menuju tempat pemancungan.
[12] Kalau engkau berkata: "Sungguh, kami tidak tahu hal itu!" Apakah Dia yang menguji hati tidak tahu yang sebenarnya? Apakah Dia yang menjaga jiwamu tidak mengetahuinya, dan membalas manusia menurut perbuatannya?
[13] Anakku, makanlah madu, sebab itu baik; dan tetesan madu manis untuk langit-langit mulutmu.
[14] Ketahuilah, demikian hikmat untuk jiwamu: Jika engkau mendapatnya, maka ada masa depan, dan harapanmu tidak akan hilang.
[15] Jangan mengintai kediaman orang benar seperti orang fasik, jangan merusak rumahnya.
[16] Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali, tetapi orang fasik akan roboh dalam bencana.
[17] Jangan bersukacita kalau musuhmu jatuh, jangan hatimu beria-ria kalau ia terperosok,
[18] supaya TUHAN tidak melihatnya dan menganggapnya jahat, lalu memalingkan murkanya dari pada orang itu.
[19] Jangan menjadi marah karena orang yang berbuat jahat, jangan iri kepada orang fasik.
[20] Karena tidak ada masa depan bagi penjahat, pelita orang fasik akan padam.
[21] Hai anakku, takutilah TUHAN dan raja; jangan melawan terhadap kedua-duanya.
[22] Karena dengan tiba-tiba mereka menimbulkan bencana, dan siapa mengetahui kehancuran yang didatangkan mereka?
[23] Juga ini adalah amsal-amsal dari orang bijak. Memandang bulu dalam pengadilan tidaklah baik.
[24] Siapa berkata kepada orang fasik: "Engkau tidak bersalah", akan dikutuki bangsa-bangsa, dilaknatkan suku-suku bangsa.
[25] Tetapi mereka yang memberi peringatan akan berbahagia, mereka akan mendapat ganjaran berkat.
[26] Siapa memberi jawaban yang tepat mengecup bibir.
[27] Selesaikanlah pekerjaanmu di luar, siapkanlah itu di ladang; baru kemudian dirikanlah rumahmu.
[28] Jangan menjadi saksi terhadap sesamamu tanpa sebab, dan menipu dengan bibirmu.
[29] Janganlah berkata: "Sebagaimana ia memperlakukan aku, demikian kuperlakukan dia. Aku membalas orang menurut perbuatannya."
[30] Aku melalui ladang seorang pemalas dan kebun anggur orang yang tidak berakal budi.
[31] Lihatlah, semua itu ditumbuhi onak, tanahnya tertutup dengan jeruju, dan temboknya sudah roboh.
[32] Aku memandangnya, aku memperhatikannya, aku melihatnya dan menarik suatu pelajaran.
[33] "Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring,"
[34] maka datanglah kemiskinan seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata.