< Amsal 16

Listen to this chapter • 3 min
[1] Manusia dapat menimbang-nimbang dalam hati, tetapi jawaban lidah berasal dari pada TUHAN.
[2] Segala jalan orang adalah bersih menurut pandangannya sendiri, tetapi Tuhanlah yang menguji hati.
[3] Serahkanlah perbuatanmu kepada TUHAN, maka terlaksanalah segala rencanamu.
[4] TUHAN membuat segala sesuatu untuk tujuannya masing-masing, bahkan orang fasik dibuat-Nya untuk hari malapetaka.
[5] Setiap orang yang tinggi hati adalah kekejian bagi TUHAN; sungguh, ia tidak akan luput dari hukuman.
[6] Dengan kasih dan kesetiaan, kesalahan diampuni, karena takut akan TUHAN orang menjauhi kejahatan.
[7] Jikalau TUHAN berkenan kepada jalan seseorang, maka musuh orang itupun didamaikan-Nya dengan dia.
[8] Lebih baik penghasilan sedikit disertai kebenaran, dari pada penghasilan banyak tanpa keadilan.
[9] Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi Tuhanlah yang menentukan arah langkahnya.
[10] Keputusan dari Allah ada di bibir raja, kalau ia mengadili mulutnya tidak berbuat salah.
[11] Timbangan dan neraca yang betul adalah kepunyaan TUHAN, segala batu timbangan di dalam pundi-pundi adalah buatan-Nya.
[12] Melakukan kefasikan adalah kekejian bagi raja, karena takhta menjadi kokoh oleh kebenaran.
[13] Bibir yang benar dikenan raja, dan orang yang berbicara jujur dikasihi-Nya.
[14] Kegeraman raja adalah bentara maut, tetapi orang bijak memadamkannya.
[15] Wajah raja yang bercahaya memberi hidup dan kebaikannya seperti awan hujan musim semi.
[16] Memperoleh hikmat sungguh jauh melebihi memperoleh emas, dan mendapat pengertian jauh lebih berharga dari pada mendapat perak.
[17] Menjauhi kejahatan itulah jalan orang jujur; siapa menjaga jalannya, memelihara nyawanya.
[18] Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan.
[19] Lebih baik merendahkan diri dengan orang yang rendah hati dari pada membagi rampasan dengan orang congkak.
[20] Siapa memperhatikan firman akan mendapat kebaikan, dan berbahagialah orang yang percaya kepada TUHAN.
[21] Orang yang bijak hati disebut berpengertian, dan berbicara manis lebih dapat meyakinkan.
[22] Akal budi adalah sumber kehidupan bagi yang mempunyainya, tetapi siksaan bagi orang bodoh ialah kebodohannya.
[23] Hati orang bijak menjadikan mulutnya berakal budi, dan menjadikan bibirnya lebih dapat meyakinkan.
[24] Perkataan yang menyenangkan adalah seperti sarang madu, manis bagi hati dan obat bagi tulang-tulang.
[25] Ada jalan yang disangka lurus, tetapi ujungnya menuju maut.
[26] Rasa lapar bekerja untuk seorang pekerja, karena mulutnya memaksa dia.
[27] Orang yang tidak berguna menggali lobang kejahatan, dan pada bibirnya seolah-olah ada api yang menghanguskan.
[28] Orang yang curang menimbulkan pertengkaran, dan seorang pemfitnah menceraikan sahabat yang karib.
[29] Orang yang menggunakan kekerasan menyesatkan sesamanya, dan membawa dia di jalan yang tidak baik.
[30] Siapa memejamkan matanya, merencanakan tipu muslihat; siapa mengatupkan bibirnya, sudah melakukan kejahatan.
[31] Rambut putih adalah mahkota yang indah, yang didapat pada jalan kebenaran.
[32] Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota.
[33] Undi dibuang di pangkuan, tetapi setiap keputusannya berasal dari pada TUHAN.