< Amsal 15

Listen to this chapter • 3 min
[1] Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas membangkitkan marah.
[2] Lidah orang bijak mengeluarkan pengetahuan, tetapi mulut orang bebal mencurahkan kebodohan.
[3] Mata TUHAN ada di segala tempat, mengawasi orang jahat dan orang baik.
[4] Lidah lembut adalah pohon kehidupan, tetapi lidah curang melukai hati.
[5] Orang bodoh menolak didikan ayahnya, tetapi siapa mengindahkan teguran adalah bijak.
[6] Di rumah orang benar ada banyak harta benda, tetapi penghasilan orang fasik membawa kerusakan.
[7] Bibir orang bijak menaburkan pengetahuan, tetapi hati orang bebal tidak jujur.
[8] Korban orang fasik adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi doa orang jujur dikenan-Nya.
[9] Jalan orang fasik adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi siapa mengejar kebenaran, dikasihi-Nya.
[10] Didikan yang keras adalah bagi orang yang meninggalkan jalan yang benar, dan siapa benci kepada teguran akan mati.
[11] Dunia orang mati dan kebinasaan terbuka di hadapan TUHAN, lebih-lebih hati anak manusia!
[12] Si pencemooh tidak suka ditegur orang; ia tidak mau pergi kepada orang bijak.
[13] Hati yang gembira membuat muka berseri-seri, tetapi kepedihan hati mematahkan semangat.
[14] Hati orang berpengertian mencari pengetahuan, tetapi mulut orang bebal sibuk dengan kebodohan.
[15] Hari orang berkesusahan buruk semuanya, tetapi orang yang gembira hatinya selalu berpesta.
[16] Lebih baik sedikit barang dengan disertai takut akan TUHAN dari pada banyak harta dengan disertai kecemasan.
[17] Lebih baik sepiring sayur dengan kasih dari pada lembu tambun dengan kebencian.
[18] Si pemarah membangkitkan pertengkaran, tetapi orang yang sabar memadamkan perbantahan.
[19] Jalan si pemalas seperti pagar duri, tetapi jalan orang jujur adalah rata.
[20] Anak yang bijak menggembirakan ayahnya, tetapi orang yang bebal menghina ibunya.
[21] Kebodohan adalah kesukaan bagi yang tidak berakal budi, tetapi orang yang pandai berjalan lurus.
[22] Rancangan gagal kalau tidak ada pertimbangan, tetapi terlaksana kalau penasihat banyak.
[23] Seseorang bersukacita karena jawaban yang diberikannya, dan alangkah baiknya perkataan yang tepat pada waktunya!
[24] Jalan kehidupan orang berakal budi menuju ke atas, supaya ia menjauhi dunia orang mati di bawah.
[25] Rumah orang congkak dirombak TUHAN, tetapi batas tanah seorang janda dijadikan-Nya tetap.
[26] Rancangan orang jahat adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi perkataan yang ramah itu suci.
[27] Siapa loba akan keuntungan gelap, mengacaukan rumah tangganya, tetapi siapa membenci suap akan hidup.
[28] Hati orang benar menimbang-nimbang jawabannya, tetapi mulut orang fasik mencurahkan hal-hal yang jahat.
[29] TUHAN itu jauh dari pada orang fasik, tetapi doa orang benar didengar-Nya.
[30] Mata yang bersinar-sinar menyukakan hati, dan kabar yang baik menyegarkan tulang.
[31] Orang yang mengarahkan telinga kepada teguran yang membawa kepada kehidupan akan tinggal di tengah-tengah orang bijak.
[32] Siapa mengabaikan didikan membuang dirinya sendiri, tetapi siapa mendengarkan teguran, memperoleh akal budi.
[33] Takut akan TUHAN adalah didikan yang mendatangkan hikmat, dan kerendahan hati mendahului kehormatan.