< Amsal 14

Listen to this chapter • 3 min
[1] Perempuan yang bijak mendirikan rumahnya, tetapi yang bodoh meruntuhkannya dengan tangannya sendiri.
[2] Siapa berjalan dengan jujur, takut akan TUHAN, tetapi orang yang sesat jalannya, menghina Dia.
[3] Di dalam mulut orang bodoh ada rotan untuk punggungnya, tetapi orang bijak dipelihara oleh bibirnya.
[4] Kalau tidak ada lembu, juga tidak ada gandum, tetapi dengan kekuatan sapi banyaklah hasil.
[5] Saksi yang setia tidak berbohong, tetapi siapa menyembur-nyemburkan kebohongan, adalah saksi dusta.
[6] Si pencemooh mencari hikmat, tetapi sia-sia, sedangkan bagi orang berpengertian, pengetahuan mudah diperoleh.
[7] Jauhilah orang bebal, karena pengetahuan tidak kaudapati dari bibirnya.
[8] Mengerti jalannya sendiri adalah hikmat orang cerdik, tetapi orang bebal ditipu oleh kebodohannya.
[9] Orang bodoh mencemoohkan korban tebusan, tetapi orang jujur saling menunjukkan kebaikan.
[10] Hati mengenal kepedihannya sendiri, dan orang lain tidak dapat turut merasakan kesenangannya.
[11] Rumah orang fasik akan musnah, tetapi kemah orang jujur akan mekar.
[12] Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut.
[13] Di dalam tertawapun hati dapat merana, dan kesukaan dapat berakhir dengan kedukaan.
[14] Orang yang murtad hatinya menjadi kenyang dengan jalannya, dan orang yang baik dengan apa yang ada padanya.
[15] Orang yang tak berpengalaman percaya kepada setiap perkataan, tetapi orang yang bijak memperhatikan langkahnya.
[16] Orang bijak berhati-hati dan menjauhi kejahatan, tetapi orang bebal melampiaskan nafsunya dan merasa aman.
[17] Siapa lekas naik darah, berlaku bodoh, tetapi orang yang bijaksana, bersabar.
[18] Orang yang tak berpengalaman mendapat kebodohan, tetapi orang yang bijak bermahkotakan pengetahuan.
[19] Orang jahat tunduk di dekat orang baik, orang fasik di depan pintu gerbang orang benar.
[20] Juga oleh temannya orang miskin itu dibenci, tetapi sahabat orang kaya itu banyak.
[21] Siapa menghina sesamanya berbuat dosa, tetapi berbahagialah orang yang menaruh belas kasihan kepada orang yang menderita.
[22] Tidak sesatkah orang yang merencanakan kejahatan? Tetapi yang merencanakan hal yang baik memperoleh kasih dan setia.
[23] Dalam tiap jerih payah ada keuntungan, tetapi kata-kata belaka mendatangkan kekurangan saja.
[24] Mahkota orang bijak adalah kepintarannya; tajuk orang bebal adalah kebodohannya.
[25] Saksi yang setia menyelamatkan hidup, tetapi siapa menyembur-nyemburkan kebohongan adalah pengkhianat.
[26] Dalam takut akan TUHAN ada ketenteraman yang besar, bahkan ada perlindungan bagi anak-anak-Nya.
[27] Takut akan TUHAN adalah sumber kehidupan sehingga orang terhindar dari jerat maut.
[28] Dalam besarnya jumlah rakyat terletak kemegahan raja, tetapi tanpa rakyat runtuhlah pemerintah.
[29] Orang yang sabar besar pengertiannya, tetapi siapa cepat marah membesarkan kebodohan.
[30] Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang.
[31] Siapa menindas orang yang lemah, menghina Penciptanya, tetapi siapa menaruh belas kasihan kepada orang miskin, memuliakan Dia.
[32] Orang fasik dirobohkan karena kejahatannya, tetapi orang benar mendapat perlindungan karena ketulusannya.
[33] Hikmat tinggal di dalam hati orang yang berpengertian, tetapi tidak dikenal di dalam hati orang bebal.
[34] Kebenaran meninggikan derajat bangsa, tetapi dosa adalah noda bangsa.
[35] Raja berkenan kepada hamba yang berakal budi, tetapi kemarahannya menimpa orang yang membuat malu.