[31] Jikalau orang-orang di kemahku mengatakan: Siapa yang tidak kenyang dengan lauknya?
[32] --malah orang asingpun tidak pernah bermalam di luar, pintuku kubuka bagi musafir! --
[33] Jikalau aku menutupi pelanggaranku seperti manusia dengan menyembunyikan kesalahanku dalam hatiku,
[34] karena aku takuti khalayak ramai dan penghinaan kaum keluarga mengagetkan aku, sehingga aku berdiam diri dan tidak keluar dari pintu!
[35] Ah, sekiranya ada yang mendengarkan aku! --Inilah tanda tanganku! Hendaklah Yang Mahakuasa menjawab aku! --Sekiranya ada surat tuduhan yang ditulis lawanku!
[36] Sungguh, surat itu akan kupikul, dan akan kupakai bagaikan mahkota.
[37] Setiap langkahku akan kuberitahukan kepada-Nya, selaku pemuka aku akan menghadap Dia.
[38] Jikalau ladangku berteriak karena aku dan alur bajaknya menangis bersama-sama,
[39] jikalau aku memakan habis hasilnya dengan tidak membayar, dan menyusahkan pemilik-pemiliknya,
[40] maka biarlah bukan gandum yang tumbuh, tetapi onak, dan bukan jelai, tetapi lalang." Sekianlah kata-kata Ayub.